Sabtu, 05 Desember 2009

KECEWA DENGAN SIKAP PARTAI DEMOKRAT

saya kecewa dengan sikap Partai Demokrat....kalau tahu begini mendingan saya tidak memilih. Pemilu besok saya tidak mau memilih lagi.

DUKUNG DEMO ANTIKORUPSI 9 DESEMBER 2009

saya melihat siaran metro tv siang ini tanggal 6 november 2009 dan sangat kecewa dengan apa yang diucapkan oleh RUHUT SITOMPUL yang dengan arogan dan congkaknya mengatakan bahwa dia adalah perwakilan rakyat dan menuduh demo pada tanggal 6 desember nanti telah ditunggangi. Saya termasuk pendukung Partai Demokrat namun SAYA KECEWA MEMILIKI WAKIL RAKYAT SEPERTI RUHUT SITOMPUL. Kalau saya ketua Partai Demokrat maka saya recall dia untuk selamanya. Dan satu hal lagi bahwa dia berbicara menurut informasi intelijen. Saya bukan meremehkan informasi intelijen namun intelijen tidaklah sehebat yang kita tahu seperti di film2. Sekali lagi dengan penuh rasa hormat dan penghargaan terhadap intelijen kita, saya menghimbau agar informasi intelijen kita dari BIN dan POLRI tidak harus dipercayai sepenuhnya karena SDM mereka juga selama ini masih kurang bagus. MIsalnya pada kasus terorisme, memang kita patut acungkan jempol terhadap prestasi intelijen dalam memberantas terorisme dan tokoh2 utamanya kemarin2 ini. Namun pemberantasan terorisme dan tokoh2nya itu sebenarnya dapat dilakukan sejak dulu dan bukan baru2 ini. Sekali lagi saya pikir tidaklah bijak untuk menuduh bahwa demo pada tanggal 9 desember nanti adalah ditunggangi oleh kepentingan tertentu. Intinya adalah bahwa kita semua mendukung aksi demo apapun untuk memberantas korupsi di Indonesia karena dari sejarah Indonesia sejak Orde Baru sampai sekarang korupsi telah berakar kuat dari atas hingga paling bawah pejabat negara dan pegawai negeri sipil dan bersifat menyeluruh diseluruh jajaran lembaga pemerintahan. Hingga korupsi ini menjadi dianggap biasa dan tidak memalukan. Malahan jika orang tidak melakukan korupsi dianggap salah. Dan lebih parah lagi korupsi dianggap sebagai cara cari uang yang dianggap normal atau biasa dan dipuji masyarakat. Inilah yang sudah merusak parah cara berpikir kita sehingga korupsi sulit diberantas karena dianggap biasa dan tidak menimbulkan rasa malu. padahal korupsi sama saja dengan mencuri , bahkan lebih parah lagi, harusnya dihukum mati pelakunya karena korupsi berdampak luas dan merugikan rakyat. Dan pengertian korupsi pun rakyat masih melihat sebagai pencurian uang negara, padahal penyalahgunaan wewenang dan tugas serta memainkan hukum demi keuntungan diri sendiri juga sebenarnya korupsi walau tidak merugikan negara secara finansial. Misalnya mafia hukum dan peradilan, dimana sebuah kasus dapat dihilangkan karena adanya unsur sogokan uang atau meringankan hukuman. begitu juga terhadap pelaku korupsi, kita lihat saja banyak koruptor melenggang bebas dan menikmati hidup dengan enak menghabiskan uang dimana2 tanpa tersentuh hukum. Tentu saja kalau kasus korupsi yang divonis bebas dan ringan itu melibatkan konspirasi para penegak hukum yang mendapat jatah juga dari uang korupsinya walau tidak melakukan pencurian/korupsi secara langsung. Jadi kesimpulannya, bapak Presiden dan Partai Demokrat tidak perlu merasa khawatir yang berlebihan seperti itu karena kita semua mendukung aksi anti korupsi. Dan kita tetap mengawasi apa yang menjadi komitmen pemerintah yang katanya ingin memberantas korupsi, mafia hukum dan mafia peradilan di Indonesia. Kalau saya jadi presiden, saya berhentikan semua pegawai negara yang melakukan korupsi termasuk para penegak hukum. Itulah cara terbaik dan mendasar dalam memberantas korupsi. Bukan memanfaatkan atau memutar2nya untuk kepentingan politis.
saya melihat siaran metro tv siang ini tanggal 6 november 2009 dan sangat kecewa dengan apa yang diucapkan oleh RUHUT SITOMPUL yang dengan arogan dan congkaknya mengatakan bahwa dia adalah perwakilan rakyat dan menuduh demo pada tanggal 6 desember nanti telah ditunggangi. Saya termasuk pendukung Partai Demokrat namun SAYA KECEWA MEMILIKI WAKIL RAKYAT SEPERTI RUHUT SITOMPUL. Kalau saya ketua Partai Demokrat maka saya recall dia untuk selamanya. Dan satu hal lagi bahwa dia berbicara menurut informasi intelijen. Saya bukan meremehkan informasi intelijen namun intelijen tidaklah sehebat yang kita tahu seperti di film2. Sekali lagi dengan penuh rasa hormat dan penghargaan terhadap intelijen kita, saya menghimbau agar informasi intelijen kita dari BIN dan POLRI tidak harus dipercayai sepenuhnya karena SDM mereka juga selama ini masih kurang bagus. MIsalnya pada kasus terorisme, memang kita patut acungkan jempol terhadap prestasi intelijen dalam memberantas terorisme dan tokoh2 utamanya kemarin2 ini. Namun pemberantasan terorisme dan tokoh2nya itu sebenarnya dapat dilakukan sejak dulu dan bukan baru2 ini. Sekali lagi saya pikir tidaklah bijak untuk menuduh bahwa demo pada tanggal 9 desember nanti adalah ditunggangi oleh kepentingan tertentu. Intinya adalah bahwa kita semua mendukung aksi demo apapun untuk memberantas korupsi di Indonesia karena dari sejarah Indonesia sejak Orde Baru sampai sekarang korupsi telah berakar kuat dari atas hingga paling bawah pejabat negara dan pegawai negeri sipil dan bersifat menyeluruh diseluruh jajaran lembaga pemerintahan. Hingga korupsi ini menjadi dianggap biasa dan tidak memalukan. Malahan jika orang tidak melakukan korupsi dianggap salah. Dan lebih parah lagi korupsi dianggap sebagai cara cari uang yang dianggap normal atau biasa dan dipuji masyarakat. Inilah yang sudah merusak parah cara berpikir kita sehingga korupsi sulit diberantas karena dianggap biasa dan tidak menimbulkan rasa malu. padahal korupsi sama saja dengan mencuri , bahkan lebih parah lagi, harusnya dihukum mati pelakunya karena korupsi berdampak luas dan merugikan rakyat. Dan pengertian korupsi pun rakyat masih melihat sebagai pencurian uang negara, padahal penyalahgunaan wewenang dan tugas serta memainkan hukum demi keuntungan diri sendiri juga sebenarnya korupsi walau tidak merugikan negara secara finansial. Misalnya mafia hukum dan peradilan, dimana sebuah kasus dapat dihilangkan karena adanya unsur sogokan uang atau meringankan hukuman. begitu juga terhadap pelaku korupsi, kita lihat saja banyak koruptor melenggang bebas dan menikmati hidup dengan enak menghabiskan uang dimana2 tanpa tersentuh hukum. Tentu saja kalau kasus korupsi yang divonis bebas dan ringan itu melibatkan konspirasi para penegak hukum yang mendapat jatah juga dari uang korupsinya walau tidak melakukan pencurian/korupsi secara langsung. Jadi kesimpulannya, bapak Presiden dan Partai Demokrat tidak perlu merasa khawatir yang berlebihan seperti itu karena kita semua mendukung aksi anti korupsi. Dan kita tetap mengawasi apa yang menjadi komitmen pemerintah yang katanya ingin memberantas korupsi, mafia hukum dan mafia peradilan di Indonesia. Kalau saya jadi presiden, saya berhentikan semua pegawai negara yang melakukan korupsi termasuk para penegak hukum. Itulah cara terbaik dan mendasar dalam memberantas korupsi. Bukan memanfaatkan atau memutar2nya untuk kepentingan politis.